WELCOME TO MY BLOG...

Jumat, 29 Mei 2009

Dampak Teknologi Komunikasi dan Informasi

Konsekuensi dampak teknologi
Teknologi itu seperti api. Seringnya menjadi kawan, tetapi kadang kala bisa juga menjadi lawan. Teknologi merupakan kawan karena memudahkan manusia bekerja dan juga bersosialisasi. Akan tetapi, ketika teknologi mulai mengusik privasi manusia dan melanggar norma-norma kepatutan sosial, teknologi pun mulai menjadi lawan
Perspektif
Selama dua abad terakhir pada milenium ke-2, teknologi tidak hanya maju secara konsisten, melainkan juga melaju melalui lompatan dan terobosan (leaps and breakthroughs)
• Surplus teknologi bagi manusia Capability yg melampaui kemampuan manusia
• Dampak negatif secara umum bagi manusia adalah : teknokrasi & teknopoli (termasuk techophil )
• Bila diuraikan maka konsekuensi (dampak) dari teknologi adalah terdiri dari konsekuensi secara aplikatif, sosial dan budaya
Dampak aplikasi

• Pengaruh PTK thd Surat kabar
a. Cetak jarak jauh membantu surat kabar mengatasi kendala jarak dalam menerbitkan surat kabar
b. online communications membantu wartawan memperoleh bahan baku yang akan ditulis jadi berita
c. E-mail bisa digunakan reporter di lapangan untuk mengirimkan informasi yang diperoleh pada redaktur
d. E-mail bisa digunakan reporter di lapangan untuk mengirimkan informasi yang diperoleh pada redaktur
e. Internet bisa digunakan sebuah surat kabar untuk berkomunikasi dengan khalayaknya termasuk homepage dan jurnalisme online
f. Khalayak bisa mengakses surat-surat kabar tersebut lewat komputer
g. Kerisauan Jumlah wartawan berkurang

Perdebatan mengenai baik buruknya internet bagi kehidupan sepertinya akan menjadi perdebatan yang tidak akan kunjung usai. Disaat blog belajar SEO ini berbicara mengenai manfaat internet untuk blogging, banyak juga hal-hal bersifat negatif yang semakin mudah diakses karena perkembangan internet. Kemajuan teknologi internet yang sepertinya semakin mengintegrasikan kehidupan offline dan kehidupan online penggunanya memang memungkinkan kita untuk bisa berinteraksi secara lebih ‘dekat’ melalui perantaraan dunia maya.
Memang sih ketika saya SMP dulu (sekitar 10 tahun yang lalu), saya pernah membaca sebuah artikel di majalah HAI bahwa ‘penggerak’ terbesar di dunia internet adalah keberadaan situs porno dewasa. Walaupun sekarang saya belum memiliki data mengenai penggunaan internet saat ini, namun besar harapan saya bahwa dengan keberadaan blog bisa sedikit membantu para pengguna internet untuk menggunakan internet dengan tujuan yang lebih bermanfaat.
Tapi sore ini saya bukan akan membahas urusan menyangkut perkembangan dunia sex orang dewasa di internet seperti transaksi cewek bispak atau private photo panas di account Friendster yang baru-baru ini baru diangkat (lagi) di tayangan dokumenter sebuah stasiun televisi.
Tiga hari ini saya dibuat terheran-heran karena beberapa kali menemui sebuah tindakan kejahatan berujung pembunuhan yang penyebabnya bermuara pada aktivitas internet seseorang. Seperti salah satu pembunuhan yang terjadi di Inggris di mana dengan teganya seorang suami membunuh istrinya hanya karena mengubah status perkawinannya di Facebook miliknya.
Seakan tidak mau ketinggalan, di Lysva, Rusia terjadi juga pembunuhan oleh seorang suami karena istrinya ketahuan berselingkuh di internet melalui situs kencan loveplanet.ru *hayo siapa yang sering ke sana?*. Setelah mendapatkan informasi bahwa istrinya yang menggunakan nickname Angel berselingkuh dengan seorang pria beristri, ia langsung membunuh sang istri dengan menghantam kepalanya berulang kali. Seram yach…
Oke, kedua kasus di atas memang hanya melibatkan orang dewasa, seharusnya mereka bisa bersikap lebih bijak. Namun, yang agak mengerikan adalah bahwa internet ternyata juga sering dijadikan sarana bagi para pelaku pedofilia untuk menjaring calon mangsanya. Dengan kepiawaian mereka (orang dewasa) dalam memainkan perasaan anak perempuan yang masih lugu, mereka memberikan dorongan psikologis yang cukup kuat untuk menjebak korbannya menuruti kemauan mereka. Dengan maraknya situs social networking dan chating (yang dengan mudahnya bisa diakses menggunakan hape seharga 600ribu), sarana mereka dalam ‘berburu’ seakan semakin luas dan memudahkan.
Segelintir berita di atas pastinya cukup membuat para orang tua bergidik dan menjadi was-was bila putra putri kesayangannya mengalami hal yang tidak menyenangkan atau berbahaya karena aktivitasnya di internet. Maka dari itu, sepertinya program pengenalan internet di kalangan orang tua sepertinya sudah harus dirintis untuk menanggulangi hal semacam ini. Tidak berlebihan rasanya bila orang tua yang selama ini cuma bisa merasa gaptek berusaha untuk mengenal dunia internet, terutama bila nyata-nyata mereka memasang akses internet di rumah mereka. Kan bisa dimasukkan dalam agenda organisasi warga untuk pelaksanaannya, tapi ya memang harus mau keluar modal, minimal untuk bayar biaya warnetnya. Dulu karena masalah biaya warnet ini usulan saya ditolak
Selama ini sepertinya internet adalah milik mereka yang mau menggunakannya saja, padahal efek yang mungkin ditimbulkan oleh internet bisa sedemikian dahsyat dalam perkembangan kepribadian penggunanya.

1 komentar:

LELO YOSEP mengatakan...

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri bersifat paradoks. Di satu sisi orang bisa leluasa berkomunikasi dengan siapa saja di mana saja, tetapi di sisi lain ruang dan batas komunikasi itu semakin privat/rahasia/intim.

 
kapizza © 2007 Template feito por Templates para Você